Skip to main content

[Review] Koe no Katachi


Satu lagi film layar lebar dari KyoAni yang paling ditunggu-tunggu akhirnya mendaratkan dirinya ke Indonesia setelah penayangan perdananya di Jepang, September tahun lalu. Berkat kerja sama Encore films dan CGV Blitz akhirnya Koe no Katachi bisa didatangkan ke Indonesia. Memang sangat disayangkan jadwal penayangan film ini di Indonesia terkesan terlambat, padahal di Jepang sendiri film ini berbarengan rilis dengan Kimi no Na wa. Dan rasanya alasan lain kenapa film ini terlambat masuk Indonesia adalah karena kalah hype dengan Kimi no Na wa. Mungkin orang-orang lebih mengenal Makoto Shinkai yang memang jelas-jelas sudah mempunyai nama ketimbang Ooima Yoshitoki.

Koe no Katachi sendiri bercerita tentang Ishida Shouya, seorang remaja yang sewaktu SD sering melakukan bully kepada murid pindahan bernama Nishimaya Shouko yang ternyata adalah seorang tuna rungu. Karena kelakuannya yang sudah kelewat batas, Shoya akhirnya ketahuan dan kemudian teman-teman sekelasnya pun mulai melakukan hal yang sama kepadanya, yaitu bullying. Setelah lulus dari SD, waktunya dipercepat ke masa SMA dan Shouya mulai menutup hatinya, juga pandangannya terhadap orang-orang disekitarnya, dan selalu merasa bersalah atas apa yang ia telah lakukan di masa lalu. Tetapi suatu hari, Shouya bertemu kembali dengan Shouko. Pertemuan ini pun membuat diri Shouya mulai berubah.

Yamada-sensei trying to bring her style of directing to a different level


Sebagai pembaca Manga-nya jauh sebelum project movienya diumumkan. Saya merasa kalau plot dari Koe no Katachi sendiri terlihat seperti lompat-lompat dari satu scene ke scene lainnya dengan begitu cepatnya. Bahkan tak jarang saya kebingungan sendiri dengan timeline dari panel yang sedang saya baca.

Tetapi saya benar-benar salut bagaimana Yamada-sensei bisa mengarahkan plot-plot yang ada di Koe no Katachi dengan baik. Dia menghapus berbagai filler yang ada di manga dengan tujuan untuk memadatkan filmnya. Mengganti beberapa scene dengan scene baru. Dan juga merubah sedikit ending filmnya menjadi lebih "pas" dan sedikit lebih baik ketimbang Manga-nya.

Saya yakin, diawal film bagi yang tidak membaca manganya pasti akan kebingungan dengan maksud Shouya mengumpulkan uang dari hasil kerja dan kenapa ia memberikan uang tersebut kepada ibunya. Di sini Yamada-sensei bermain, dan mulai menjahit satu persatu plotnya secara perlahan dan akhirnya menghasilkan sebuah cerita yang diakhir kita mengerti kenapa ini begini dan kenapa ini begitu.

Rasanya memang berbeda sekali gaya directing Yamada di film ini, tidak seperti anime series yang biasa ia kerjakan. Mungkin kali ini Yamada-sensei memang memberikan effort terbaiknya untuk mengerjakan film ini dan sekaligus menunjukan kalau gaya pengarahannya bisa naik ke level yang lebih tinggi.

A SILENCE AMBIENCE


Saya bingung harus menilainya bagaimana untuk ambience yang diberikan film ini selama berjalan. Karena saat awal scene, Shouya terlihat menutup telinga dan pandangannya terhadap orang-orang disekitarnya, suasana bioskop mulai terasa hening. Saya yakin tak semua orang suka dengan suasana yang diberikan Koe no Katachi selama filmnya berjalan. Saya pun 'sedikit' setuju, tetapi di sisi lain saya sangat suka, seakan staff KyoAni memang ingin memperlihatkan kita perspektif film ini bila kita menjadi tuna rungu atau tuli.

Saya juga benar-benar suka dengan arasemen soundtrack-soundtrack yang didengarkan. Seakan soundtrack yang ada di film ini dibuat dengan sangat hati-hati dan dicocokkan sekali dengan scene-scene yang ada. Dan puncaknya saat diakhir begitu Shouya mulai membuka telinganya kembali dan mulai memperhatikan orang-orang di sekelilingnya. Baru terasa, telinga kita seperti dibuka kembali dan kita bisa mendengar suara-suara dari orang di sekeliling kita.

Soundtrack yang terakhir itu, beneran bikin merinding!

Untuk bagian soundtrack saya tak merasakan banyak keluhan karena menurut saya ada beberapa soundtrack yang terdengar sangat masterpiece sekali.

Penokohan yang begitu kuat


Baik karakter utama atau pun karakter sampingan, saya merasa kalo setiap penokohan di anime ini terlihat begitu kuat, apalagi untuk dua karakter utama kita. KyoAni benar-benar sukses memvisualisasikan Shouko sebagai gadis yang terlihat sangat menderita akibat bullying yang dilakukan terhadap dirinya. Sementara Shouya juga tak kalah dengan terlihatnya seperti laki-laki yang menjalani hidupnya penuh keputus asaan dan juga penyesalan akibat apa yang sudah ia lakukan di masa lalu.

Saya juga suka bagaimana tiap karakter pendukung memberikan impact yang cukup kuat terhadap alur cerita, terutama untuk Yuzuru, Nagatsuka, dan juga Ueno. Yuzuru sebagai adik dari Shouko, Nagatsuka sebagai pelawak di film ini, dan Ueno yang sukses menjalankan perannya sebagai best bitch girl. Dan untuk performa seiyuu di anime ini patut diacungi dua jempol terutama untuk Hayami Saori selaku seiyuu Nishimiya Shouko yang harus memerankan orang tuna rungu. Menurut saya ini cukup challenging, tetapi Hayamin berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

Siapkan dan kuatkan hatimu


Sepertinya mbak Yoshitoki berhasil mengetuk hati para penonton dengan cerita yang ia bawakan, diarahkan dan juga divisualisasikan oleh Yamada-sensei, Koe no Katachi terbukti memberikan feels yang menurut saya jauh lebih terasa ketimbang menonton Kimi no Na wa yang adegan feelsnya terasa tanggung-tanggung.

Saya sendiri tak kuat menahan air mata saat menonton film ini. Sayangnya saya menontonnya di bioskop, kalau menontonnya di kamar sendiri mungkin sudah nangis guling-guling di lantai.

Nangis di bioskop itu nggak keren banget, apalagi kalau di sampingnya cewek.

Kesimpulan: 10000000000/10 ??


Mengangkat tema tentang bullying pastinya menjadi hal yang sangat menarik untuk diikuti. Apalagi maraknya kasus bullying di masyarakat. Dan mbak Yoshitoki datang dengan ceritanya untuk menyadarkan orang-orang yang pernah melakukan bullying terhadap orang lain terutama kaum Difabel. Film ini seperti mengetuk hati kecil kita untuk mengingat kembali apakah kita pernah merendahkan orang lain. Bila iya, mungkin sudah saatnya kita meminta maaf ke orang tersebut. Karena film ini juga mengajarkan kalau karma itu nyata adanya, dan akan selalu menghantui kita bila kita melakukan hal yang tidak baik.

Saya benar-benar salut melihat Shouya yang menurut saya sangat gentle sekali dengan membalas semua hal yang pernah ia lakukan ke Shouko dengan belajar bahasa insyarat agar bisa berbicara dengannya, dan memperbaiki semuanya dari awal.

Walaupun sempat putus asa tapi akhirnya Shouya tetap melanjutkan hidupnya dan selama bertahun-tahun itu juga, hidupnya di penuhi rasa penyelasan guna membalas dosa-dosa atas apa yang telah ia lakukan di masa lalu. Dan di saat-saat terakhir, untungnya Shouya berhasil membalas semua dosa-dosa tersebut.


Shouko juga digambarkan sebagai gadis yang kuat dan penyabar, walaupun di-bully oleh teman-temannya ia tetap menunjukan kalau dirinya tak ingin dispesialkan. Ia ingin bercengkrama dengan teman-temannya layaknya manusia normal. Dan saat melihat Shouko sedang di-bully terutama oleh Ueno, saya yakin hati kita seperti terpanggil untuk melindunginya dan menghajar habis-habisan orang yang telah menyakiti perasaannya.

Koe no Katachi, film yang bisa menarik ulur perasaan mu waktu menontonnya, membuatmu tertawa lepas berkat ulah Nagatsuka yang kelewat lucu, animasi khas KyoAni yang selalu memanjakan mata, soundtrack yang berkualitas, dan juga memberikan pesan moral yang sangat kuat di akhir.

Pastinya film ini sangat sayang bila kalian lewati, kalau kalian berencana ingin menontonnya, lebih baik menontonnya dalam waktu dekat. Karena saya khawatir filmnya tak bertahan lama di Bioskop.


Sebuah cerita yang mengingatkan kita kalau kekurangan setiap manusia sebenarnya adalah milik Tuhan juga, yang wajib dihargai bukan direndahkan.

Comments

  1. min itu gambar yang paling atas ada di scene mana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan dari scene mana2, gambar dari google aja :))

      Delete
  2. sebenarnya saya setju dengan beberapa pendapat anda. Emang iyah sih kalau film koe no kachi bikin baper tapi kimi no nawa juga punya pesan moral dan menyentuh hati emng si adegannya setengah,, jadi karangan anda ini menarik juga untuk d baca. kalau boleh nanyak itu maksudnya di adegan terakhir filmnya yang si ishida megang tangan si shouko waktu d jembatan apa sih?
    aku sampe sekarang belum tau ap artinya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo! Terima kasih udah mampir dan mau baca postingan ini. Maaf saya baru sadar atau komen ini dan baru bisa bales sekarang, karena saya udah nonaktif di blog ini

      Btw untuk pertanyaannya, itu salah satu ASL (american sign language) yang artinya "promise" atau "janji / berjanji"

      Delete
  3. Iyah bnr tolong bantu transletkan mksud bahasa isyarat ishida megang tangan shouko dong.. sampe skrg masi terotak mikirin mksudnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu salah satu ASL (american sign language) yang artinya "promise" atau "janji / berjanji"

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Review] Kimi no Na wa.

Sudah lebih dari 4 bulan kita mendengar hype dari film Kimi no Na wa setelah sukses mendapatkan segudang penghargaan baik di negeri asalnya maupun di luar negeri dan juga berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 19,9 milyar Yen atau sekitar 2,4 trilyun Rupiah sejak debutnya pada Agustus kemarin. Akhirnya kita bisa menontonnya secara langsung di Indonesia karena sekitar 2 minggu yang lalu CGV Blitz baru saja memberikan sebuah pengumuman yang sangat mengejutkan, yaitu ingin menayangkan Kimi no Na wa di Indonesia. Pastinya banyak sekali yang merasa senang karena bisa menonton karya Makoto Shinkai dari layar bioskop yang besar itu.

Melihat Lebih Dekat, Kimi no Na wa.

Tulisan ini bukan tulisan saya, melainkan tulisan dari salah seorang teman saya di forum Kaskus yang menurut saya dia cukup expert di dalam dunia per anime-an. Dia adalah kyuudere (nama di ID forumnya), dan ini dia sedikit tulisannya tentang film ini.

[3 Eps Rule] Sakura Quest

Dikerjakan oleh salah satu studio besar, yaitu P.A Works. Pastinya banyak yang berharap anime ini akan sebagus anime-anime slice of life P.A Works kebanyakan. Anime ini mungkin akan mengingatkan kita dengan Hanasaku Iroha dan juga Shirobako, karena ketiganya memang mengangkat tema yang sama, karakter yang didesain oleh orang yang sama, dan juga dikerjakan oleh studio yang sama.