Skip to main content

[Review] Kuroko no Basket: Last Game


Satu lagi anime movie yang datang ke Indonesia, yaitu Kuroko no Basket: Last Game. Kedatangannya cukup dinanti-nanti terutama bagi yang mengikuti seriesnya. Melanjutkan timeline dari series-nya. Last Game bercerita tentang Jepang yang kedatangan tim basket jalanan bernama Jabberwock, dari Amerika. Mereka datang untuk sebuah pertandingan persahabatan melawan tim Jepang. Sayangnya setelah pertandingan selesai tim Jabberwock menghina tim Jepang. Ayah Riko yang tak terima dengan hinaan tersebut menantang tim Jabberwock untuk bertanding sekali lagi. Dan akhirnya Ayah Riko mengumpulkan kelima anggota Generation of Miracles, Kagami, dan tentu saja Kuroko untuk melawan Jabberwock.

Formula yang diulang-ulang


Seperti yang kita tahu kalau di seri Kuroko no Basket, selalu saja menggunakan formula yang diulang-ulang. Yaitu bertemu tokoh antagonis yang sombong dan juga jahat. Ya, lagi-lagi kita kedapatan karakter antagonis yang sifat annoying-nya sebelas duabelas dengan Haizaki Shougo.

Kenapa tidak mencoba hal baru seperti karakter antagonis yang punya sifat calm dan cool tetapi ternyata menyimpan bakat yang luar biasa. Daripada hanya menghadirkan karakter antagonis yang baru melihat mukanya saja, penonton langsung tidak menyukai karakternya.

Last Game, atau yang dimanga berjudul Extra Game ini mungkin hanya menjadikan plot-plot yang ada sebagai delivery saja. Karena mungkin yang ingin ditonjolkan dari film ini memang saat pertandingan basketnya saja. Dan lagi-lagi jangan berharap dengan plot super keren karena saya yakin kamu nonton ini juga cuma pengen liat pertandingannya aja bukan?

Pertandingan yang intensif


Ketika pertama kali mendengar Kuroko no Basket mendapatkan chapter tambahan dan menceritakan kalau kelima anggota Generation of Miracles, Kuroko, dan juga Kagami akan ada di dalam satu tim, yang ada di pikiran saya saat itu adalah sebuah tim yang sangat kuat dan juga tangguh.

Benar saja, pertandingan berlangsung sangat seru. Kita bisa melihat berbagai macam trik streetball dari tim Jabberwock. Dan tak lupa, kekutan Zone juga menjadi bumbu penyedap di pertandingan. Saat beberapa anggota Vorpal Sword masuk kedalam mode Zone, atmosfirnya mulai berubah menjadi lebih tegang dan juga seru.

Dan dari semua anggota Vorpal Sword, mungkin saya akan memberikan gelar MVP kepada Kise karena dia menggunakan Perfect Copy miliknya dan di tambah juga dengan mode Zone. Walaupun sayangnya Kise tak bertahan lama di lapangan karena kehabisan tenaga.

Animasi yang bagus tapi belum terlihat mulus


Dibandingan dengan TV series-nya. Last Game punya kualitas animasi yang lebih baik. Bisa terlihat dengan disuguhkannya animasi saat ada karakter yang men-dribble bola dengan cepat, trik-trik streetball, dan juga saat melakukan dunk. Sayangnya dibalik animasinya yang bagus saya masih saja melihat beberapa gerakan yang tak terlihat mulus seperti ada beberapa frame yang dipercepat. Mungkin untuk meminimalisir waktu pengerjaan dan juga biaya yang dikeluarkan.

Tetapi walaupun begitu animasinya masih terlihat enak untuk dilihat karena ditutupi juga dengan soundtrack yang terdengar pas dan juga lagu-lagu dari GRANDRODEO.

Subtitle-nya kacau banget

Masalah klasik CGV Blitz ketika menayangkan movie anime adalah kualitas teks subtitle-nya yang buruk. Dari beberapa movie anime yang pernah saya tonton di CGV baru kali ini saya menemukan subtitle Indonesia yang ngaco sekali. Beberapa kata kurang tepat di terjemahkan. Ada typo disana sini. Ada beberapa teks yang terlihat agak panjang sampai menutupi setengah layar.

Dan yang paling akward ketika membaca nama jurus-jurus yang ditranslate menjadi bahasa Indonesia. Seperti "Formless shot" milik Aomine, "Emperor eye" milik Akashi, dan lain-lain. Rasanya lebih baik kamu membaca teks bahasa Inggrisnya karena kualitasnya masih lebih baik ketimbang subtitle Indonesianya.

Kesimpulan: ?/10


Last Game datang dengan plot yang terkesan biasa saja, tetapi untungnya tertutupi dengan pertandingan yang cukup seru dan juga intensif. Memang tak bisa dibilang kalau anime ini bagus sekali, tetapi juga tak bisa dibilang buruk juga.

Karena ketika menonton anime ini secara personal cukup mengingatkan saya dengan tim basket saya ketika masih di SMP dulu. Dan sebagai penggemar serial Kuroko no Basket pastinya saya sangat merekomendasikan kamu untuk menonton Last Game, karena film ini akan menutup perjalanan Kuroko dan kawan-kawan yang pastinya sangat disayangkan bila dilewatkan.

MVP!!

Comments

  1. Min, yang rambut putih lagi nonton sambil berdiri siapa ya?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Review] Kimi no Na wa.

Sudah lebih dari 4 bulan kita mendengar hype dari film Kimi no Na wa setelah sukses mendapatkan segudang penghargaan baik di negeri asalnya maupun di luar negeri dan juga berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 19,9 milyar Yen atau sekitar 2,4 trilyun Rupiah sejak debutnya pada Agustus kemarin. Akhirnya kita bisa menontonnya secara langsung di Indonesia karena sekitar 2 minggu yang lalu CGV Blitz baru saja memberikan sebuah pengumuman yang sangat mengejutkan, yaitu ingin menayangkan Kimi no Na wa di Indonesia. Pastinya banyak sekali yang merasa senang karena bisa menonton karya Makoto Shinkai dari layar bioskop yang besar itu.

Melihat Lebih Dekat, Kimi no Na wa.

Tulisan ini bukan tulisan saya, melainkan tulisan dari salah seorang teman saya di forum Kaskus yang menurut saya dia cukup expert di dalam dunia per anime-an. Dia adalah kyuudere (nama di ID forumnya), dan ini dia sedikit tulisannya tentang film ini.

[3 Eps Rule] Sakura Quest

Dikerjakan oleh salah satu studio besar, yaitu P.A Works. Pastinya banyak yang berharap anime ini akan sebagus anime-anime slice of life P.A Works kebanyakan. Anime ini mungkin akan mengingatkan kita dengan Hanasaku Iroha dan juga Shirobako, karena ketiganya memang mengangkat tema yang sama, karakter yang didesain oleh orang yang sama, dan juga dikerjakan oleh studio yang sama.