Skip to main content

Melihat Lebih Dekat, Kimi no Na wa.


Tulisan ini bukan tulisan saya, melainkan tulisan dari salah seorang teman saya di forum Kaskus yang menurut saya dia cukup expert di dalam dunia per anime-an. Dia adalah kyuudere (nama di ID forumnya), dan ini dia sedikit tulisannya tentang film ini.


From technical perspective, nothing particularly standout from storyboard. Mamoru Hosoda masih beberapa kali jauh lebih bagus dibanding Makoto Shinkai. Typical Shinkai’s movie, banyak shot yang menggambarkan background yang dibalut visual yang bagus (good post processing). Karena setting-nya ada di dua tempat yang beda, perkotaan besar sama rural area, jadi nggak berasa bosan.

Saya pribadi jauh lebih terkesan dengan shot ketika di rural area atau pedesaannya. Impresi ketika shot di perkotaan tidak terlalu kuat, paling ya typical Shinkai’s shot. Gedung-gedung, kereta, stasiun. Mungkin yang menarik ya beberapa indoor shot seperti di kafe, museum dan restoran. Ada beberapa minor shot yang berasa diulang-ulang, sampai rada jengkel liatnya, dan rasanya agak meaningless juga.




Ada sekitar 4 insert song mungkin? Dan ntah kenapa ada OP-nya juga seperti tv anime, lebih seperti kompilasi dari scene-scene di film, tapi karena diletakkan di depan sepertinya lebih berfungsi menggambarkan kehidupan karakternya (selain buat promosi lagunya RADWIMPS tentunya).

Kalau dari segi animasi, benar-benar spektakuler. Koreksi dari Masayoshi Tanaka bisa kerasa disepanjang film, jadi character’s expression nya sepanjang film masih berasa feel “anohana/koko sake”-nya dia, walau animator-animatornya banyak dari background yang beda-beda. Peran dari Masashi Ando juga kerasa banget, good character acting, nothing exaggerated, but still interesting.

Karena sebagian besar animator kenalan dia yang bawa kesini rootnya adalah para ahli di bidang realism/realistic animation, sepanjang film berasa banget kalau kualitasnya beda dengan anime biasa. Beberapa scene saking realistic-nya sampai temen tanya “ini CG ya?”. Kalau pendapat saya pribadi sih ada scene yang mungkin pakai rotoscope dipadu traditional animatinal, saking unbelievable realistic-nya. Tapi saya harus nonton sekali lagi buat mastikan. Awalnya saya kira scene itu dibuat Hiroyuki Okiura, tapi setelah nonton sampai selesai, akhirnya saya tahu part nya Okiura yang mana (di klimaks akhir-akhir).



Saya pernah ngepost kredit animatornya di MAL dan thread Kaskus, dan sepertinya disusun berdasar seberapa penting kontribusi mereka di sepanjang film.

Kredit awal2 dipenuhi animator-animator Ghibli, ex-Ghibli, veteran animator, seperti Hideki Hamasu, Atsuko Tanaka, Megumi Kagawa, dll. Bukan typical animator yang bakal bisa di temui di tv anime dan rata-rata mereka ini terlibat di produksi film-film besar seperti movienya Miyazaki, Hosoda, Okiura. Scene-scene mereka nggak terlalu mencolok dan mungkin lebih ke bagian-bagian awal, misal character acting dan daily life para character.

Kemudian di baris paling bawah ada tiga nama yang ditaruh di tempat spesial karena kontribusi mereka untuk scene-scene yang signifikan di movie (bagian klimaks dari movie), Matsumoto Norio, Hiroyuki Okiura, dan Takashi Hashimoto.



Bagian Hashimoto paling gampang ditebak karena nature dia sebagai effect specialist animator. Bagian Okiura juga lumayan menonjol, berasa lebih menonjol dibanding animasi para realistic animator yang lain, sasuga! Bagian Matsumoto Norio yang butuh kejelian, kalau bukan Norio fans mungkin bakal nggak sadar bagian dia. Saya sendiri bukan termasuk sih, haha.

Ada satu lagi bagian yang lumayan menonjol di pertengahan cerita, setelah plot twist dan tepat sebelum masuk klimaks dari movie. Effect animation nya bagus banget. Mungkin Naoki Kobayashi dan Norio Matsumoto? Bagian itu salah satu yang paling berkesan buat saya.

Terima kasih untuk Ando dan Tanaka. Animasinya bener-bener superb! Seandainya dapat nominasi academy awards untuk best animated film, sebagian besar itu berkat mereka. Masashi Ando sendiri nggak menggambar KA sama sekali dan jobnya lebih ke mengkoreksi animasi animator-animator lain (mungkin yang dari Ghibli), tapi berkat koneksi dia movie ini bisa menghadirkan animator-animator veteran.”

Source.

Comments

Popular posts from this blog

[Review] Kimi no Na wa.

Sudah lebih dari 4 bulan kita mendengar hype dari film Kimi no Na wa setelah sukses mendapatkan segudang penghargaan baik di negeri asalnya maupun di luar negeri dan juga berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 19,9 milyar Yen atau sekitar 2,4 trilyun Rupiah sejak debutnya pada Agustus kemarin. Akhirnya kita bisa menontonnya secara langsung di Indonesia karena sekitar 2 minggu yang lalu CGV Blitz baru saja memberikan sebuah pengumuman yang sangat mengejutkan, yaitu ingin menayangkan Kimi no Na wa di Indonesia. Pastinya banyak sekali yang merasa senang karena bisa menonton karya Makoto Shinkai dari layar bioskop yang besar itu.

Ishida Shouya - Perjalanan Menebus Dosa

Beberapa pekan sudah terlewatkan semenjak penayangan perdana Koe no Katachi. Berbagai reaksi netizen terhadap filmnya cukup unik. Ada yang normal ada juga yang bikin geleng-geleng kepala. Mulai dari membahas suara "lucu" Nishimiya, siapa best girl -nya, sifat hypocrite Kawai, sampai ke paha Ueno. Ya, Paha!

[Review] Koe no Katachi

Satu lagi film layar lebar dari KyoAni yang paling ditunggu-tunggu akhirnya mendaratkan dirinya ke Indonesia setelah penayangan perdananya di Jepang, September tahun lalu. Berkat kerja sama Encore films dan CGV Blitz akhirnya Koe no Katachi bisa didatangkan ke Indonesia. Memang sangat disayangkan jadwal penayangan film ini di Indonesia terkesan terlambat, padahal di Jepang sendiri film ini berbarengan rilis dengan Kimi no Na wa. Dan rasanya alasan lain kenapa film ini terlambat masuk Indonesia adalah karena kalah hype dengan Kimi no Na wa. Mungkin orang-orang lebih mengenal Makoto Shinkai yang memang jelas-jelas sudah mempunyai nama ketimbang Ooima Yoshitoki.