Skip to main content

[Review]: Kokoro ga Sakebitagatterunda - Repost


Senang rasanya ketika mendengar para staff yang mengerjakan Anime AnoHana dan Toradora! bergabung, mengerjakan sebuah Anime layar lebar yang berjudul Kokoro ga Sakebitagatterunda. Tatsuyuki Nagai akan sekali lagi menyutradarai film ini bersama dengan studio A-1 Pictures. Mari Okada akan bertanggung jawab atas naskahnya dan Masayoshi Tanaka akan mendesain para karakternya. Dan lagi-lagi yang mengerjakan script adalah Okada Mari, dimana kita tahu dia adalah orang yang sering membuat Anime bertemakan Drama. Pokoknya, apapun genre utamanya harus di selipkan drama! Dan itu terjadi di Anime terbarunya Kiznaiver yang notabene-nya adalah anime Action Sci-Fi.

Kembali ke topik utama. Jadi, Apa yang kamu rasakan ketika kamu dulunya adalah seorang anak yang ceria tiba-tiba berubah menjadi anak pendiam karena di kutuk tidak bisa berbicara oleh “Peri Telur” ? Begitulah nasib Naruse Jun. Bercerita tentang seorang anak yang dulunya sangat ceria. Tetapi karena sering mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya di ucap, orang tua merekapun bertengkar dan bercerai. Suatu hari Peri Telur menemui Jun dan mengutuknya agar tidak bisa berbicara lagi karena hanya membuat hati orang lain sakit. Di SMA, Jun terpilih menjadi anggota komite eksekutif. Bersama dengan 3 teman sekolahnya, ia mulai menjalani kehidupannya sebagai anggota komite eksekutif dan berusaha menghadapi masa lalunya untuk terus hidup ke depan.

Plot unik dan penuh drama

Bicara soal plot menurut saya Kokosake ini memiliki plot yang unik, dimana memang Animenya sangat menonjolkan genre Dramanya. Mulai dari permasalahan dikutuknya Jun oleh Peri Telur saat kecil, perselisihan saat pemilihan anggota komite, masalah percintaan antara mereka berempat, masalah eskul baseball, dan drama musikal yang ingin di kerjakan seisi kelas.


Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa “Mulutmu Harimaumu” dan pepatah tersebut sangatlah cocok dengan Anime ini. Jun adalah seorang perempuan yang menutup dirinya karena kesalahan masa lalu karena terlalu sering berbicara, yang berujung dengan bercerainya kedua orang tuanya. Suatu saat dia bertemu dengan seorang peri telur yang menutup rapat mulutnya agar tidak menyakiti perasaan orang lagi. Jun akhirnya menjadi sangat pendiam di sekolah dan akan merasakan sakit perut yang luar biasa apabila mencoba berbicara.

Di SMA, ia dipilih menjadi komite eksekutif dalam acara tahunan sekolah bersama Takumi, Natsuki dan Daiki. Mereka berempat sepakat untuk memilih sesuatu yang berbeda untuk acara tahunan sekolah dengan memilih drama musikal. Jun harus bisa mengatasi trauma masa lalunya demi pementasan ini, seiring berjalannya cerita hubungan suka-sama-suka antar karakter ditunjukkan di sini.

OST dan insert song yang berkelas


Karena mengangkat tema musikal, tentunya faktor musik adalah hal yang paling diperhatikan dalam Anime ini. Kokosabe mencampurkan elemen drama musikal untuk menguatkan tema cerita. Unsur musik dalam Kokosabe mempunyai peranan penting untuk tetap menjaga narasi yang ada dalam anime ini. Musik yang ada juga tidak main-main mereka mengambil banyak referensi musikal. Buat yang sudah menonton Animenya pasti tau kualitas OST dan Insert Song yang ada di Anime ini. Aketagawa Jin sukses mengerjakan perkerjaannya di Anime ini. Good job!

Dari Anime ini juga saya baru tau kalau dua lagu yang berbeda, ternyata bisa di nyanyikan dalam waktu yang bersamaan, dan terdengar padu antara satu dengan yang lain. Big applause for the main show!


Minase Iori selaku pengisi suara dari Jun juga cukup mengejutkan saya dengan suaranya ketika menyanyikan lagu-lagu di Anime ini. Apalagi ketika menyanyikan “Watashi no Koe”.

Animasi yang tak sesuai ekspetasi

Kalau harus jujur menilai art-nya. Saya akan bilang biasa saja. Entah kenapa saat pertama kali melihat trailernya saya merasa kalau artnya akan lebih bagus dari kenyataannya. Tapi sekali lagi, ini masalah persepsi. Buat beberapa orang pastinya sudah merasa kalau art dari Kokosabe sudah sangat bagus terutama di pemandangannya. Detail-detailnya juga cukup terjaga walau masih sangat kurang di bagian ekspresi muka.


Kalau boleh saya jujur...

“muka ibunya Jun saat menangis menonton anaknya nyanyi itu jelek banget!!”

Kekurangan Anime ini adalah...

Okada dan Nagai sudah membuat atmosfir yang sangat bagus di Anime ini. Tetapi sayangnya cerita di Kokosabe tidak seindah yang di harapakan penonton. Ketika masuk kebagian tengah, ceritanya seakan mulai klise dan terkesan bermain aman. Tidak ada scene pamungkas seperti scene “sesuatu yang dapat menyentuh hati penonton secara dalam”, Dan lagi menurut saya di Anime ini benar-benar tidak ada scene yang memorable atau khas untuk di ingat, tidak seperti Anime Okada dan Nagai kebanyakan.


Penokohan yang ada juga terlihat biasa saja, terutama karakter utamanya yang ternyata memiliki masa lalu yang sama dengan Jun karena orang tuanya juga bercerai ketika dia masih kecil. Begitu cerita berjalan karakter ini juga tidak memberikan kesan yang dalam kepada penonton. Penokohan karakter lainnya juga tidak ada yang spesial dan sering ditemukan di berbagai anime dengan genre dan tema yang sama apalagi jika ada kaitannya dengan cinta segigita.

Kesimpulan: worth it to watch?

Akan tetapi soal urusan momen yang emosional, Kokosabe tidak bisa di bandingkan dengan anime-anime sekelas AnoHana atau Toradora! karena memang momen emosionalnya bukanlah salah satu yang terbaik. Kokosabe mengalun indah seperti lagu di awal, namun di tengah perjalanannya terdengar ada nada-nada sumbang sehingga pertunjukan menjadi kurang mulus.

Yang pasti, Kokosabe cukup worth it untuk di saksikan, apalagi bila kalian memang menyukai genre Drama yang kental. Durasinya yang panjang sangatlah cocok untuk di jadikan time killer ketika sedang bosan atau tidak ada aktifitas. Skor akhir saya untuk Anime ini ketika melihat dari segala macam aspek mulai dari plot cerita, karakter, art, OST, musik, dan juga endingnya. Saya memberikan skor 7/10. Awalnya ingin memberikan skor 6 saja, tetapi karena OST dan Insert Song yang di suguhkan sangat bagus, saya jadi harus menaikan 1 point untuk Anime ini.

Comments

Popular posts from this blog

[Review] Kimi no Na wa.

Sudah lebih dari 4 bulan kita mendengar hype dari film Kimi no Na wa setelah sukses mendapatkan segudang penghargaan baik di negeri asalnya maupun di luar negeri dan juga berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 19,9 milyar Yen atau sekitar 2,4 trilyun Rupiah sejak debutnya pada Agustus kemarin. Akhirnya kita bisa menontonnya secara langsung di Indonesia karena sekitar 2 minggu yang lalu CGV Blitz baru saja memberikan sebuah pengumuman yang sangat mengejutkan, yaitu ingin menayangkan Kimi no Na wa di Indonesia. Pastinya banyak sekali yang merasa senang karena bisa menonton karya Makoto Shinkai dari layar bioskop yang besar itu.

Ishida Shouya - Perjalanan Menebus Dosa

Beberapa pekan sudah terlewatkan semenjak penayangan perdana Koe no Katachi. Berbagai reaksi netizen terhadap filmnya cukup unik. Ada yang normal ada juga yang bikin geleng-geleng kepala. Mulai dari membahas suara "lucu" Nishimiya, siapa best girl -nya, sifat hypocrite Kawai, sampai ke paha Ueno. Ya, Paha!

[Review] Koe no Katachi

Satu lagi film layar lebar dari KyoAni yang paling ditunggu-tunggu akhirnya mendaratkan dirinya ke Indonesia setelah penayangan perdananya di Jepang, September tahun lalu. Berkat kerja sama Encore films dan CGV Blitz akhirnya Koe no Katachi bisa didatangkan ke Indonesia. Memang sangat disayangkan jadwal penayangan film ini di Indonesia terkesan terlambat, padahal di Jepang sendiri film ini berbarengan rilis dengan Kimi no Na wa. Dan rasanya alasan lain kenapa film ini terlambat masuk Indonesia adalah karena kalah hype dengan Kimi no Na wa. Mungkin orang-orang lebih mengenal Makoto Shinkai yang memang jelas-jelas sudah mempunyai nama ketimbang Ooima Yoshitoki.